Friday, August 10, 2012

Pertarungan Ideologi dalam Sastra

Add caption

Published on Riau Pos 12/08/2012/
http://www.riaupos.co/spesial.php?act=full&id=581&kat=2


Sastra berfungsi tidak hanya memberikan hamparan kisah yang tertera begitu saja. Namun dibalik itu sastra juga menyelipkan suatu pertarungan ideologi dalam konflik dan alur yang disajikan. Ideologi merupakan satu set ide dan gagasan yang terdapat dalam satu kelompok, kaum, bahkan Negara. Walaupun hanya bersifat fiksi tapi emosi yang disajikan terbukti lebih lama membekas dari pada karya non fiksi. Hal itu bisa dilihat pada karya Khaled Hosssaini berjudul “The Kite Runner” yang secara implisit menyajikan suatu pertarungan ideologi yang membuat suatu Negara yakni Afganistan menjadi Negara hancur berantakan tanpa henti sampai saat ini. Apa yang membuatnya menjadi hancur adalah pertarungan ideologi yang saling memaksakan tanpa adanya suatu negasi. Ideologi itu diantaranya Nasionalisme,  Liberalisme, Komunisme, dan Fanatisme.
Ideologi Nasionalis berhegemoni disini dalam kerangka yang dangkal. Nasionalisme ini beranjak dari primordialisme  suku dominan yang ada di Afganistan. Watak budaya membesar-besarkan ini menjadi suatu ciri khas orang Afgan. Jika seseorang mengatakan anaknya seorang dokter maka kemungkinannya anak itu hanyalah pernah lulus ujian Biologi. Inilah kecintaan pada tanah air yang dibesar-besarkan sehingga membawa dampak buruk pada masyarakat itu sendiri. Dalam novel ini digambarkan suku  mayoritas yakni Pashtun yang menginferiorkan suku Hazara. Diceritakan karakter utama Amir yang seorang Pasthun mempunyai teman bermain yang merupakan anak jongos keluarganya yakni Hassan bersuku Hazara. Amir memang tidak menganiaya ataupun menyiksa Hassan, akan tetapi watak superioritas sebagai suku Pasthun tetap tertanam pada tindakannya walaupun tidak sebenarnya dalam hati. Baba Amir dan ayah Hassan, Ali, dulunya juga seperti itu mereka besar bersama dengan perbedaan majikan dan pembantu.  Mereka selalu main bersama namun tak pernah sekalipun baik Baba ataupun Amir menyebut Ali dan Hasan sebagai teman.
Tindakan terjadi hanya karena konstruksi masyarakat Afgan yang memberi paradigma rendah pada orang Hazara. Dalam kesehariannya, Ali dan Hassan sering mendapat olok-olokan dari kaum Pasthun yang berbeda secara fisik dengan kaum hazara. Setiap hari Ali memperoleh cemoohan dari remaja yang agak besar dengan sebutan Babulu atau Hantu. Kutipan hinaan itu diantaranya “Hei, Babulu, Apa yang kamu makan hari ini?” teriakan itu disambut derai tawa.  Mereka menyebutnya pesek, begitulah ciri-ciri Ali dan Hassan dan kebanyakan suku Mongol Hazara. Suku ini keturunan Mongol dan sedikit mirip dengan orang Cina. Julukan-julukan untuk orang Hazara diantaranya  pemakan tikus, pesek, dan keledai pengangkut barang. Malangnya stigma ini terus terwarisi sampai pada anak-anak yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Hassan juga kerap diperolok, terutama oleh Assef, tokoh antagonis di novel ini dengan sebutan-sebutan di atas.
Assef menjadi representasi nasinalisme yang bermuara pada fasisme. Dia merupakan pengagum Hitler dengan ibu keturunan Jerman dan Ayah seorang Pasthun. Satu setting menceritakan assef bersama temannya mencegat Amir dan Hassan untuk membiarkannya menyiksa Hassan seorang Hazara. Dia mengatakan “Afghanistan adalah Negara milik bangsa Pasthun. Dari dulu begitu, dan akan selalu begitu. Kita adalah orang-orang Afghan sejati, orang-orang Afghan murni, tidak seperti si pesek ini. Kaumnya mengotori tanah air kita.” Assef tak hanya marah kepada Hassan, tetapi juga kepada Amir karena telah bermain bersama dengan Hassan. Dalam hati Amir bahwa Hassan bukan temannya melainkan pembantunya, namun karena segan Amir tak mengatakannya. Hassanpun melindungi Amir dengan menggertak Assef dengan ketapelnya. Kekalahan Assef ini menjadi dendam yang semakin besar dan abadi baginya..
Tak hanya hubungan persukuan yang membuat suatu nasionalisme sempit seperti ini, aliran agama juga menegaskannya walaupun sama-sama Islam. Pasthun menganut Sunni dan Hazara sebagai Syi’ah. Latar belakang utama penindasan ini memang adalah perbedaan Mahzab agama ini. Hal itu tetap dijaga. Pernah suatu ketika Amir mempertanyakan ini pada Guru agamanya namun gurunya hanya mencibir dan mengatakan bahwa orang Iran memang ahli mengarang cerita. Guru tersebut menyerngit ketika menyebut kata Syiah seolah-olah itu adalah suatu penyakit. Pada saat Amir membaca buku karangan Iran mengenai suku Hazara. Dia baru mengetahui bahwa ternyata kaum Pasthun telah menindas dan memperlakukan suku Hazara dengan buruk. Hazara coba melawan tapi dapat dihentikan dengan kekerasan yang tak bisa terkatakan. Pasthun mengusir Hazara dari tanahnya, membakar rumahnya dan menjual para wanitanya
Namun disisi lain pemikiran ini juga mendapat perlawanan dari orang Pasthun sendiri yang berupa pemikiran liberal. Hal itu dapat dilihat dari karakter ayah Amir sendiri, Baba yang menunjukkan kejijikannya pada kaum Sunni yang merasa sok suci. Hal ini terlihat ketika Amir mengatakan kepada ayahnya bahwa menurut guru agamanya minum Wiski itu haram. Baba dengan percaya diri mengatakan bahwa apa yang dipelajari di sekolah tak akan menemui titik temu dengan kenyataan. Bahkan dia mengatakan
“tapi sebelumnya pahamilah ini terlebih dahulu, Amir: Kau takkan pernah belajar hal-hal yang berguna dari para idiot berjenggot itu. Mereka tidak melakukan apa-apa kecuali menghitung butiran tasbih dan  memamerkan hafalan isi buku yang ditulis dengan bahasa yang tidak mereka pahami. Kuharap Tuhan melindungi kita semua jika suatu saat Afghanistan jatuh ke tangan mereka”
Pernyataan ini jelas mencerminkan seseorang yang berideologi liberalisme karena kecendrungan sering menganggap kaum yang berlabel agama adalah pendongeng tanpa logika yang melakukan pembenaran dengan hafalan ayatnya.
Baba sendiri adalah orang yang tergila-gila dengan gagasan tentang Amerika. Dia juga pernah mengatakan bahwa di dunia ini hanya ada tiga lelaki sejati yakni sang penyelamat gagah berani, Inggris, dan Israel, selebihnya adalah mereka yang sama saja dengan nenek-nenek yang hobi bergosip. Tentu saja pernyataan ini menyentak banyak orang karena secara de facto memuja Israel tentu saja mengindikasikan anti-Islam. Tapi dia menyatakan bahwa semua ini tidak ada hubungannya dengan agama. Dimatanya Israel adalah pria sejati di sebuah pulau dikelilingi oleh lautan bangsa Arab yang terlalu sibuk memikirkan produksi minyak mereka sehingga tidak peduli pada nasib bangsa sendiri.”lakukanlah sesuatu untuk mengatasi masalah! Bertindaklah. Kalian kan orang Arab, pergi sana, tolong orang Palestina!”, serunya.
Hingga sampai akhirnya Uni Soviet menginvasi Afghanistan, maka masuklah satu ideology lagi yakni komunisme. Ideologi buruh yang tumbuh menjadi gerakan otoriter di atas segala pembenaran. Ideologi yang pertamanya menyokong majunya kaum buruh malah berujung kekejaman oleh para tentara Uni Soviet. Afghanistan yang sedang gagap berideologi harus menelan lagi paksaan ideologi baru. Apa yang dilakukan oleh Uni Soviet jelas bertentangan karena yang terjadi di lapangan sebenarnya hanyalah nafsu kekuasaan sebagai pertarungan Negara adidaya dengan Amerika sehingga segala hal yang berhubungan dengan Amerika dimusnahkan. Itu terjadi kepada pihak Afghan segala aspek sampai-sampai pada hal-hal budaya pop seperti musik. Di novel ini seorang musisi modern menjadi seperti anjing oleh tentara Rusia hingga akhirnya tewas menggenaskan.
Dalam aksinya para penginvasi dengan sesukanya memetakan aliran ideologi para penduduk tanpa jelas kriterianya. Dengan menggunakan cecunguk dari Afghanistan sendiri Tentara Uni Soviet telah membantai begitu banyak jiwa yang terindikasi tidak berafiliasi pada komunis. Mereka diam-diam menguping pembicaraan orang lain. Komentar kecil yang terlontar saat menunggu penjahit mengupas baju bisa mengirim seseorang ke penjara bawah tanah Poleh-Charki. Keluhan tentang pelaksanaan jam malam yang dilontarkan di hadapan tukang daging bisa mengantarkan seseorang menghabiskan waktunya dibalik jeruji, dibalik hadapan moncong senapan klashinov. Kejadian ini berlangsung begitu lama sehingga menyebabkan Afghanistan menjadi Negara tanpa masa depan karena sibuk dengan rutinitas perang.
Hingga akhirnya pada tahun 1989, Uni Soviet meninggalkan Afghanistan. Seharusnya penarikan pasukan itu menjadi kemenangan bagi penduduk Afghanistan. Tetapi perang terus berkecamuk, kali ini antar warga Afgan sendiri, kaum Mujahiddin melawan pengikut Najibullah, pemerintah boneka Soviet. Gelombang pengungsi Afgan terus membanjiri Pakistan. Pada tahun itu pula perang dingin berakhir dan tembok Berlin dirobohkan. Namun di tengah kekacauan itu, Afghanistan terlupakan. Kabul saat itu menjadi rebutan antara faksi-faksi yang ada. Ibukota Afghanistan ini telah jatuh ke tangan Massoud, Rabbani, dan kelompok Muhajiddin antara 1992-1996. Telinga menjadi terbiasa mendengar desingan peluru dan ingar bingar adu tembak. Sedangkan mata menjadi akrab dengan pemandangan seseorang manggali timbunan puing-puing bangunan untuk mencari tubuh sanak saudaranya sampai pada saat Taliban memenangkan pertikaian 1996.
Pada masa Taliban inilah muncul lagi satu ideology yang semakin memperparah keadaan yakni Fanatisme. Pada mulanya memang semua orang di Afganistan menyambut Taliban dengan sukacita. Para warga menari di jalanan dan menyapa prajurit Taliban seperti pahlawan, memanjat tank mereka dan berfoto bersama. Namun itu hanya berjalan sesaat, tanpa diduga Taliban melakukan hal-hal yang tidak masuk akal atas nama agama dengan memerangi rakyat Afghan sendiri. Permainan layang-layang diharamkan dan 2 tahun setelah berkuasa mereka membantai suku Hazara yang beraliran Syiah.
Tak hanya itu, Taliban juga melakukan ketidakadilan kepada kaum perempuan. Hal itu terjadi ketika istri Hassan berbelanja di pasar. Dia membeli sesuatu, namun karena penjualnya agak sedikit tuli dia bersuara agak keras. Hal itu terdengar oleh tentara Taliban dan langsung menghampiri dan memukuli sembari mengatakan bahwa kementrian kesusilaan melarang wanita bersuara keras. Hal ini jelas menandakan pemahaman sempit oleh Taliban sehingga hal-hal yang perlu dinegosiasipun diabaikan. Karena Hassan adalah Hazara maka ancaman-ancaman kematian senantiasa menimpanya hingga akhirnya dia mati dengan ditembak kepala bagian belakang oleh Taliban karena identitas Hazaranya.
Fanatisme sempit ini juga diterapkan pada cara berpakaian. Afghan laki-laki diwajibkan memakai pakol sedangkan wanita memakai burqa dan laki-laki harus berjanggut sepanjang dada yang mereka anggap sesuai syariat. Jelas ini suatu pemahaman yang salah dari paham fanatisme yang dianut dengan mengatasnamakan syariah. Disisi lain para prajurit Taliban malah menasbihkan hal-hal tertentu hanya pada mereka seperti dimana hanya Taliban yang bisa menikmati daging kambing. Dalam keseharian operasionalpun mereka berpatroli dengan sangat kejam seperti orang kehausan untuk membunuh. Mereka terus memancing rakyat untuk berbuat kesalahan dan dengan begitu mereka bebas menindas sampai dengan membunuh. Ini makin menjadi pemandangan sehari-hari sehingga yang terlihat hanya seorang anak bersama ibunya tanpa ayah. Sebagian besar ibupun lebih memilih menumpangkan anaknya dipanti asuhan yang kondisinya menyedihkan karena wanita juga dilarang bekerja sehingga tak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ayah telah menjadi suatu sesuatu yang langka di masa Taliban.
Pada masa itu ada satu kebiasaan yang gemar sekali dilakukan oleh Taliban yaitu prosesi perajaman kepada para pezina pada saat jeda istirahat pertandingan sepakbola. Setelah wasit membunyikan peluit turun minum pertunjukan tambahan segera dimulai. Dua truk merah berbak terbuka memasuki stadion melalui gerbang. Seorang wanita dengan terbungkus burqa hijau duduk di salah satu bak truk, sementara seorang pria dengan mata tersekap duduk di bak truk lain. Kedua truk berjalan mengelilingi lapangan seolah-olah membiarkan seluruh penonton memperhatikan mereka. Truk berhenti di belakang gawang yang telah menyediakan dua lubang. Kemudian datang lagi satu truk berisi pasukan Taliban. Kemudian mereka memasukkan kedua pezina ke masing-masing lubang sedalam dada. Kemudian berbicaralah seorang ulama dengan melafalkan surat Al-qur’an yang panjang. Lalu ulama itu berceramah mengenai keharusan menegakkan Syariat kehendak Allah dan Nabi Muhammad. Lalu dimulailah acara inti dimana seorang pria memungut batu dan memperlihatkannya kepada penonton lalu melemparkannya kepada para pezina sampai akhirnya daging dan darah berserakan. Pertunjukanpun selesai.
Peristiwa ini secara naluriah jelas suatu tindakan yang bersifat sadisme yang semakin mejauhkan Islam sebagai agama yang damai. Hal itu terjadi karena fanatisme sempit yang tak bisa menyaring dan menterjemahkan hukum Allah sehingga terjadi salah tafsir dimana perlu dilakukan peninjauan terlebih dahulu
Karakter yang merepresentasikan ideology fanatisme ini ternyata tak lain adalah Assef. Seorang pengagum Hitler yang menjelma menjadi Taliban. Jelas disini bahwa Taliban telah menjadi wadah baginya untuk melampiaskan hasrat fasisme yang dianutnya. Terang sekali bagaimana perselingkuhan ideologi Fasisme dengan fanatisme yang berupa Taliban. Dalih Syariat itulah yang digunakannya, menurutnya
“Menegakkan keailan kepada masyarakat adalah pertunjukan terhebat. Drama. Ketegangan. Dan yang terbaik diantara semuanya adalah pendidikan missal. Kau tidak akan mengerti makna kata pembebasan hingga kau melakukannya, berdiri di hadapan seruangan target, membiarkan peluru melayang, membiarkan dirimu mengetahui bahwa dirimu lebih unggul, lebih baik, dan lebih mulia. Mengetahui bahwa dirimu telah menjadi perpanjangan tangan Tuhan”
Begitulah upaya pembenaran yang dilakukannya. Tampak nyata bahwa dia menggabungkan ideologi Fasisme ala Hitler dengan Fanatisme sempit sehingga dia merasa melakukan sesuatu atas kehendak Tuhan.

           

Tuesday, July 24, 2012

Flash floods hit Padang, 10 missing

INDONESIA NEWS UPDATE

PADANG - Flash floods that occurred in two locations: on the road of Andalas University Campus (Unand) and in the back office of  Padang City PDAM Gunung Panggilun , the Western District of Padang, on Tuesday afternoon resulted in 10 people missing.

Torrential rains that hit parts of Padang, West Sumatra, since Tuesday afternoon, causing two major rivers that cut through the city overflowed. A number of areas in Batang Arau river and Batang Kuranji started to be flooded.

According to data of Disaster Operations Control Center in West Sumatra, one wooden house in Ujung Tanah, near the Campus UPI, District Lubuk Begalung, which is  in the flow of Batang Arau, washed away by a flood from the river flows.


"10 people reported missing and are still in search," said manager Pusdalops West Sumatra, Ade Edward.

Two major rivers that cut through the city grow from a couple of hours ago. Overflowing of river Batang Kuranji that disgorge in Lamau Manis, overflowing into the interspace Kalumbuak and Parak Kopi, not far from Padang City PDAM. While overflowing rivers Batang Arau flooded Indarung, Lubuk Begalung, and Marapalam.

"Areas flooded is in low areas, the current water level still rising," said Ade.

So far, not certainty yet how many housing units were washed by two major rivers that end into Padang beach. According to some information, the flood hit Desa Gunung Nago, Limau Manis,
Padang. Many houses were flooded.

"A lot of people were displaced, but so far no instructions to evacuate settlements, especially along the great river," said Ade.
(dat17/antara/viva)

Monday, July 23, 2012

A month, BI Prints New Money Rp 56.4 trillion


INDONESIAN UPDATE NEWS

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) said it has printed new money  for this year about Rp 160 trillion. But specially in Ramadan, the central bank has been printing new money as much as Rp 56.4 trillion.

BI Deputy Governor Ronald Waas explains the need for the printing of new money was up about 10 percent compared to last year, around Rp 150 trillion.

"Especially in Ramadan, we print the Rp 56.4 trillion. If in a normal month, printing new money is only about Rp 13.3 trillion per month," Ronald said after a press conference at the Office BI Jakarta, Monday (7/23/2012) .

Printing money large enough in the month of Ramadan is usually a surge in anticipation of withdrawals in the month of Ramadan and the holiday. So BI  viewed it is important to anticipate such an important day.  "We print about 6.1 billion trillion of money a year," he added.

Executive Director of the Department Head of Money Distribution BI Gatot Sugiono describes the total procurement of new money this year to Rp 2-3 trillion. Cost includes the purchase of paper up to the cost of transport to all regional offices of  BI throughout Indonesia.

BI currently has 14 offices across Indonesia. "The paper must be imported from Europe and Russia. Peruri just print it," he said.(kompas.com)

KPK interrogated Islamic Development Director of Religion Affair on Al Quran Procurement Case

INDONESIAN UPDATE NEWS

Jakarta, the Corruption Eradication Commission (KPK) examined the Director of Islamic Affairs and Islamic Guidance Directorate General of Islamic Guidance Ministry of Religious Affairs (Kemenag), Ahmad Jauhari.


Ahmad was questioned in the case of the Koran procurement investigation in 2010 and 2011 as well as the procurement of computers to madrasas tsanawiyah in 2011.

Underwent about eight hours,Jauhari confessed being asked by investigators  on procurement in the two projects mentioned above. But he denied involvement in the project's conspiracy.


"Asked about the procurement, but it was not. Still far," Jauhari said the KPK office, Jl Rasuna Said, South Jakarta, Monday (23/07/2012).


In addition to investigating the procurement of Al-Quran and computer labs, the Commission is also investigating the budget discussion at the commission VIII. Even for the last principal case, the file is up to the level of investigation.

In the investigation, the Commission set a member of the Religious Affairs Committee House of Representatives from the Golkar Party, Zulkarnaen Djabar, and his son, Prasetya Dendy, Director of PT Karya Alam Synergy Indonesia, as a suspect.

Both are suspected of accepting bribes of Rp 4 billion procurement project Al-Quran in 2011 and 2012, and the computer lab project for 2010 in the Ministry of Islamic Religious tsanawiyah.

KPK in a press statement on Friday, June 29, 2012, stated,  Zulkarnaen is suspected having a role to drive an employee in the Ministry of Religious to make PT Adhi Aksara Abadi Indonesia as a partner of Al-Quran project in 2011.

He also directs the PT Sinergi Pustaka Indonesia as the winning bidder project 2012.(detik.com)

Farhat : Just Sentence Luna Maya and Cut Tari Two Years

INDONESIAN UPDATE NEWS


JAKARTA, - The case of sex video involving the role of artists, host and presenters Luna Maya and Cut Tari  up to now the file is still handled by the police to be completed before going to the court. That makes Lawyer Farhat Abbas with NGO Hajar are grimly waiting for clarity  status of Luna and Tari.

"Yesterday, police issued a release, he said the current status of Luna and Tari was still P19, there is less to P21, he said lack of evidence and witnesses," Farhat said when contacted by reporter in Jakarta, Monday (7/23/2012) .

Farhat sure, Luna and Tari file sooner or later can be equipped to be delegated to the court for the hearing process. "I hope this can be fast (P21). Because of that government servants should be able to work quickly as well. If not, it will inhibit other jobs later. No need to have another pre-trial hearing, just hand it," he said.

Farhat hoping the police do not cover the case of sex videos that caused vocalist Nazriel Irham aka Ariel in jail for two years over it. "For me it's still a felony. If they insist on disposable cameras to personal documentation, it should be remembered that camera is public facilities. If only the documentation (the ceremony) spray, it can be. But, if you have documentation of having sex, spread, there must be consequences , "press Farhat. "If yesterday prosecutors charged Ariel two years, but the judge decided three years and six months, this means a serious problem. Yes, make Luna Maya, Cut Tari, two years," he added.(kompas.com)

8 Indonesian Children Demands to Government

INDONESIAN UPDATE NEWS


JAKARTA, - A total of 400 children from all over Indonesia following the XI Congress of the Son of Indonesia Year 2012 in Batam from March 9 to July 14, 2012. Of Congress, formulated eight point demands of Indonesian children to the government .
Originally, the National Children's Day commemorated today, but due to the tight schedule of the president, the annual celebration was postponed to September 2012. Komnas PA wasdisappointment over the impending ceremony. Chairman of the Komnas PA, Arist Merdeka Sirait judged it to be evidence of lack
of government commitment to the children of Indonesia.Eight charges was read by two representatives of Voice of Indonesian Children's Congress, who are Berlinda Nefertiti Goldy (Ambassador of Education of West Java and I Gede Reza (Health Ambassador of Bali). Charges was read out at the office of Komnas PA, Jl. TB Simatupang, Pasar Rebo, Eastern Jakarta, Monday (07/23/2012).Here are eight demands children in Indonesia to the government.1. We are the children of Indonesia proposed to the government for education on adolescent reproductive health included in the curriculum as well as improved control toward pornography.2. We are the children of Indonesia asked the government to improve the quality of teaching staff, distribution of educational facilities, providing a 12-year compulsory education free of charge in order to create equitable quality education for all children without discrimination.3. We are the children of Indonesia proposed that government can make equalization facilities. Facilities and infrastructure (electricity, transport, communication), particularly in isolated areas so isolated children can interact with friends who are in other areas.4. We are the children of Indonesia pleaded to the government to revive traditional games and educational Indonesia, as well as close monitoring of access to online games and broadcast electronic media that is not feasible for the child.5. We are the children of Indonesia pleaded to the government to increase the closer scrutiny of all forms of circulation of narcotics, psychotropic drugs, alcohol and other addictive substances, including cigarettes as a form of protection of children.6. We are the children of Indonesia begging the government to provide free Internet service specifically for children (car internet, home internet, user ID specifically children) for children in Indonesia connected to each other.7. We  are children of Indonesia ask the government and society contribute to the fulfillment of children's participation rights without discrimination.8. We are children of Indonesia ask the government to follow up and implement the Child's voice in Indonesia decision-making related to the child.(Kompas/com)

This is what the Ariel Current Status

INDONESIAN UPDATE NEWS


JAKARTA - Nazril Irham or usually called Ariel is freed from prison serving his sentence at the State Class I Kebon Waru, Bandung, West Java, Monday (7/23/2012) morning. This onvicted distribution of  obscene videos was declared to have parole per this day .

"Ariel is a (parole) today, July 23 (2012)," said Ika Yusanti, Head of Information and Communication Directorate General of Corrections, when contacted by reporters here on Monday.

According to Ika, Ariel parole is determined by the Decree of the Minister of Justice and Human Rights PAS.2.XXIX.9189.PK.01.05.06 numbered, dated June 19, 2012. Based on Ditjenpas, Ika said, Ariel has been qualified for parole, which is serving two-thirds of his sentence. Ariel parole calculations also consider remission
Ariel received three months imprisonment .

Ika said, although out of prison, Ariel is bound rules of correctional centers and continued to receive supervision from the local district attorney for parole. Ariel must not repeat his actions again and was required to report to the Bandung Correctional Center on a regular basis until a pure declared free. The pure free fall schedule Ariel on 21 September 2013.

Previously, Ariel was sentenced to three years and six months by the Bandung District Court judges for violating Article 29 of Law Number 44 Year 2008 on Pornography. Luna Maya's former lover deemed guilty of negligence, which led to the spread of pornographic video.(Kompas.com)